Tuesday, March 17, 2015

Surat Terbuka Untuk Menjaga Alam Bagi Umat Manusia

"Floating Garbage Island"

Sebelumnya perkenalkan nama saya Zammy Si Armstrong, saya menulis surat terbuka ini bertujuan untuk menyelesaikan Tes tengah semester dan ingin mengajak kita semua untuk berpartisipasi dalam menjaga kelestarian alam sekitar yang dimana alam yang kita tempati sekarang ini adalah sebuah titipan dari Sang Pembuat Kehidupan.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, manusia di beri wewenang untuk mengelola bumi beserta isinya. Karena tuntutan jaman yang tidak bisa dipungkiri lagi manusia pada akhirnya mulai kelewatan batas dalam mengelola alam beserta isinya. Manusia tidak segan-segan untuk mengeksploitasi alam hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi tanpa melihat akibat yang timbul kelak. Sebagai contoh kegiatan manusia yang telah mengeksploitasi alam adalah: penggundulan hutan, penangkapan ikan dengan cara yang salah, maraknya penambangan liar dll.

Karena penumpukan sampah dan limbah yang banyak dan kurang dikelola maka akan terjadilah krisis lingkungan. Banyak sekali faktor yang menyebabkan krisis lingkungan. Krisis lingkungan ada 3 jenis yaitu, krisis lingkungan pada Udara, Tanah, dan Air.

Udara yang segar dan sejuk adalah dambaan semua orang, tapi bagaimana jika udara yang sejuk berubah menjadi udara yang penuh dengan polusi. Seperti kasus di Riau pada bulan Februari 2014 yaitu akibat kebakaran hutan yang dimana asap tersebut mengganggu kegiatan masyarakat dan berdampak buruk bagi kesehatan. Namun kejadian tersebut adalah fenomena alam yang sudah biasa terjadi, selain faktor alam adanya campur tangan manusia terhadap polusi udara yang terjadi.  Banyaknya industri-industri yang berproduksi menjadi salah satu penyebab polusi udara yang terjadi sekarang ini. Selain kegiatan industri penyebab polusi udara adalah asap knalpot dari kendaraan bermotor, banyaknya kendaraan bermotor di negara berkembang seperti di Indonesia juga menjadi salah satu penyebab polusi udara. Akibat dari pulusi udara bagi kesehatan adalah radang pada alat pernapasan, selain tidak sehat untuk manusia juga tidak sehat untuk alam sekitar kita. Seperti rusaknya lapisan ozon akibat polusi udara yang terjadi. Kita tahu lapisan ozon melindungi kita dari radiasi sinar matahari yang memancar, sehingga tubuh kita tidak terbakar ketika terkena sinar matahari secara langsung. Perlu kita semua tahu pada tahun 2012 sampai 2013 lapisan ozon telah berlubang begitu besar karena bahan CFC atau Polusi udara yang lain.

Krisis lingkungan yang terjadi di tanah mungkin tidak separah krisis lingkungan di udara, namun penting bagi kita untuk menjaga tanah tersebut tetap subur, apabila tanah sudah tercemar maka tanah sudah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam karena kurangnya kandungan humus. Contoh krisis lingkungan yang terjadi pada tanah adalah bahan kimia dan zat radioaktif hasil buatan manusia yang masuk ke tanah sehingga dapat mengubah tekstur dan senyawa tanah. Seperti pada film "The Book Of Eli" di ilustrasikan keadaan bumi yang rusak akibat perang nuklir, sehingga tanah menjadi rusak dan tidak bisa ditanami tanaman. Penggunaan bahan Pertisida juga berdampak buruk bagi tanah karena zat tersebut sulit atau bahkan tidak bisa terurai oleh tanah. Dampak pencemaran tanah bagi kesehatan manusia adalah rawannya terkena iritasi kulit dan jika zat tersebut terserap oleh tubuh maka akan menyerang sistem saraf dan berakhir kematian.

Air yang telah terkontaminasi tidak dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Padahal air merupakan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, saya sering melihat banyak sekali sungai dan danau yang tercemar. Beberapa industri yang kurang bertanggung jawab menjadi penyebab pencemaran air yang terjadi, limbah industri sering dibuang di sungai tanpa dikelola terlebih dahulu. Sungai Citarum yang berada di Kab. Bandung telah rusak karena beberapa pabrik industri membuang limbahnya pada sungai tersebut. Akibat limbah yang di buang di sungai tersebut mengakibatkan ekosistem yang ada pada sungai itu menjadi rusak dan pada akhirnya semua limbah tersebut tertuju ke laut, dan yang pasti juga akan mengganggu ekosistem yang terdapat pada perairan laut. Tidak hanya dari pabrik, limbah rumah tangga yang di buang di sungaipun juga berperan serta dalam pencemaran air. Pemukiman warga yang tinggal di pinggiran sungai sering membuang limbahnya ke sungai, yang terjadi pada akhirnya adalah air sungai menjadi kotor dan berbau. Krisisnya air bersih menjadi dampak akibat limbah yang di buang sembarangan tanpa dikelola terlebih dahulu.

Banyaknya konsumsi manusia yang berlebihan, pasti juga akan ada bahan sisa yang sudah tidak diperlukan lagi atau lebih dikenal dengan nama "SAMPAH". kita pasti sudah tahu apa itu sampah dan seperti apa bentuknya, namun apakah kita tahu bahaya akibat sampah?
Sampah pada dasarnya adalah hal yang begitu sangat sepele sekali, kenapa saya bisa bilang seperti itu, coba kita koreksi diri kita sendiri. Setelah kita makan makanan atau minuman kemasan tanpa kita sadari setelah kita konsumsi pasti kita langsung membuang bungkus itu secara sembarangan. Meskipun sepele tapi harus sangat diperhatikan, itu saja baru 1 orang bagaimana jika sepuluh, seratus, atau seribu orang melakukan hal yang sama seperti itu. Berapa banyak sampah yang akan dihasilkan. Meskipun ada petugas pembersih tapi apakah pantas melihat banyak sampah berserakan dimana-mana, apakah kita pernah berfikir akan kemana nantinya sampah ini berakhir. Ada 2 tempat dimana nanti sampah ini nantinya akan menumpuk yang pertama adalah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) lalu apa yang terjadi ketika sampah sudah sampai di TPA tersebut?

Dan disitu akan ada 2 pilihan lagi antara dikelola kembali atau mengendap di tempat tersebut, dan yang terjadi bila sampah tersebut menumpuk adalah penumpukan limbah yang berbau busuk. Jika endapan sampah tersebut meresap pada sumur masyarakat maka akhirnya terjadilah penyakit Diare, DBD, CHIKUNGUNYA, FILARIASIS, CACINGAN, MALARIA. itu akibat sampah dalam sekala kecil. Sekarang bagaimana jika ada beberapa sampah yang tidak sampai pada TPA, seperti sampah yang di buang di sungai yang pada akhirnya membuat arus sungai terganggu dan dapat mengakibatkan banjir seperti di kota Jakarta. Masyarakat selalu mengeluh kepada pemerintah sekitar karena banjir yang terjadi, padahal kesadaran masyarakat sendiri yang kurang terhadap sampah yang ada. Kita seharusnya dapat belajar dari "Floating Garbage Island" yang terdapat di samudra Pasifik. Saya selalu mengangkat nama pulau tersebut jika kita berbicara tentang sampah, karena kurangnya kesadaran manusia yang sering membuang sampah sembarangan terutama sampah yang berbahan polimer yang sulit terurai oleh tanah. Dari hasil yang saya kutip dari nbcnews.com dan Greenpeace.org Pulau ini ternyata mulai terbentuk pada tahun 1985 yang pada saat itu sedang di selidiki oleh beberapa peneliti Alaska. Pada saat itu sampah tidak terlihat begitu besar karena sudah hancur karena terombang ambing oleh ombak lautan, perkiraan luasnya pada saat itu adalah 700.000 kilometer persegi atau hampir seukuran dengan Texas (0,41%  sampai 8,1% dari ukuran Samudra Pasifik sendiri). Pada bulan April tahun 2008 terbentuklah Environmental Cleanup Coalition (ECC) untuk mengidentifikasi cara menghilangkan plastik yang menumpuk itu. Kemudian pada bulan Maret 2009 diluncurkanlah "Project Kaisei" yang digunakan untuk mebersihkan, kapal "New Horizon" dan "Kaisei" diluncurkan untuk melakukan pengumpulan dan mengolah sampah pada bulan agustus 2009. Meskipun sudah ada beberapa kelompok atau organisasi tertentu yang menangani masalah tersebut namun jika kita sering mengkonsumsi secara berlebihan dan membuangnya begitu saja maka usaha mereka yang membersihkan perairan Samudra Pasifik akan sia-sia karena semakin hari semakin banyak.

Mungkin dari kita sudah di ajarkan sejak kecil untuk membuang sampah di sungai oleh orangtua atau melihat orang lain membuang sampah sembarangan sehingga kita mengikuti perilaku tersebut. Mau bagaimana lagi doktrin tersebut sudah melekat pada diri kita kecuali kita ada kesadaran untuk tidak melakukan hal seperti itu.

Dari krisis lingkungan yang terjadi sekarang ini harusnya menjadi keprihatinan bagi kita semua, saya mengambil sebuah ayat dari umat nasrani yaitu pada Mazmur 104 : 31 "Biarlah kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena perbuatan-perbuatan-Nya!" kita sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna juga harus menghargai ciptaan Tuhan yang lain, janganlah kita merusak karya Tuhan yang Indah yaitu alam tempat kita Bersinggah selama kita masih hidup. namun kesadaran masyarakat terhadap krisis lingkungan masih begitu kecil. Yang ada pada akhirnya adalah penyesalan ketika krisis lingkungan ini mulai memburuk. Kita harus mengelola alam dan isinya secara bertanggung jawab, karena apabila lingkungan sekitar rusak maka manusia sendiri yang akan menanggung akibatnya kelak.

Kepedulian saya terhadap lingkungan berawal ketika saya mengikuti kegiatan ekstra Pecinta Alam Sewaktu duduk di bangku SMK. Pada kegiatan tersebut saya di didik, dibina untuk menjaga dan merawat alam beserta isinya, pada saat itu saya mulai sadar pentingnya alam dan lingkungan bagi kita. Saya mulai membiasakan membuang sampah pada tempatnya, mengurangi konsumsi yang berlebihan dan itu sekarang menjadi kebiasaan saya. Meskipun yang saya lakukan merupakan hal sepele namun dapat berdampak terhadap lingkungan. Saya sering prihatin terhadap banyak orang yang sering membuang sampah sembarangan terlebih itu adalah seorang mahasiswa. Saya sering berfikir apa susahnya membuang sampah di tempat yang telah sediakan, sebegitu tidak pedulinya kah kita terhadap lingkungan. Kegiatan kami sebagai pencinta alam adalah membersihkan sampah plastik yang di tinggalkan oleh pendaki di gunung Merbabu, tujuan kegiatan kami tersebut adalah keprihatinan terhadap alam yang dikotori oleh para pendaki yang kurang bertanggung jawab. Selain itu kami juga telah membuat alat yang dapat mengkonversi bahan plastik (polimer) menjadi bahan bakar kendaraan, namun sayangnya hal tersebut kurang mendapat suport sehinga sementara masih vakum. Selain dari organisasi lingkungan alam, di gereja tempat saya beribadah terkadang melakukan kerja bakti membersihkan selokan dari sampah plastik sehingga tidak menghambat air yang melewati selokan tersebut.

Sebenarnya kita dapat mengelola sampah, limbah, atau polusi yang ada sehingga limbah dan sebagainya tidak merusak lingkungan. Kita di beri tanggung jawab oleh Tuhan untuk mengelola dan menggunakan alam ini secara bertanggung jawab.

No comments:

Post a Comment