Valentin sangat di tunggu-tunggu oleh
setiap pasangan, begitu juga denganku. Meskipun aku JOMBLO tapi aku ingin
sekali berbagi kasih sayang dengan Sasa, karena sudah hampir 2 tahun ini aku dan Sasa saling menjaga
jarak. tapi sebelumnya aku dan Sasa sudah
agak dekat, aku memberanikan diriku untuk memberinya coklat, meskipun sederhana
tapi sepertinya Sasa senang. Setelah pulang sekolah aku meletakkan Hpku di meja
Karena aku ingin mandi dulu. Selang beberapa Menit aku melihat HP, ternyata ada
SMS masuk. Setelah aku lihat sepertinya nomer baru, Dan isi SMSnya Seperti ini
“Jar,mksh ya buat c0klatnya.” Aku tersenyum-senyum sendiri melihat SMS itu. Hatiku
merasa Senang melihat Bahwa dia mau meresponku. Ini mengingatkanku akan 2 tahun
yang lalu, saat hari Valentine aku memberikan Sasa sebuah boneka dan Sasa memberiku sekotak Coklat, saat-saat
tu adalah Moment yang sangat berharga bagiku. Aku juga mendengar cerita dari
salah satu sahabat Sasa, meskipun Sasa dulu mungkin sangat membenciku tapi Sasa
masih menyimpan Boneka yang aku berikan kepadanya, meskipun Mantannya dulu
menyuruh untuk membuang Boneka itu.
Meskipun di hari Valentine ini aku
tidak mendapatkan coklat dari siapapun tapi aku mendapat hal yang lebih
berharga daripada sebuah coklat, Aku tidak menyangka akan semua ini. Di hari
setelah Valentine pada jam tambahan untuk latihan ujian praktek Fisika, Riri
mendatangiku untuk menanyakan nanti Waktu mau berenang aku boncengin siapa?
Riri memintaku untuk memboncengkan Veve, dia adik kelasku yang suka sama aku,
tapi aku tidak Begitu suka ama dia. Dan akupun menolak tawaran itu. Karena aku
merasa Sendiri Lebih baik. Saat jam Tambahan dimulai aku melihat Sasa
sepertinya agak berbeda. Sepertinya hatiku menjadi agak #&^$*^ (Sulit Di
ungkapkan Lewat kat-kata) Jantungku pun berdetak agak kencang. Apakah mulai
bangkit rasa CINTA padanya lagi....
Sulit sekali bagiku untuk menguasai
hati ini, Dalam pikiranku aku sudah ada keinginan untuk melepas dirinya tapi,
hatiku memberontak terus dan menerus. Entah apa yang membuatku seperti ini.
Kadang aku berfikir apakah aku CINTA mati kepadanya sehingga alu menjadi seperti ini.
Saat Pelajaran tambahan berlangsung,
aku selalu mencuri pandangan padanya. Aku juga sadar kalau dia sudah ada yang
punya, aku juga harus bisa menjaga perasaan agar tidak ada salah paham seperti
dulu lagi. Setelah jam tambahan hampir selesai, Sasa meminta tolong kepadaku
untuk mengambil motornya di Tempat Futsalan. Keringat dingin langsung mengalir
dari kepalaku, dan aku menjadi mati gaya. Dengan spontan aku menjawab “ya
gampang” tahu-tahu aku langsung mengucapkan tanpa aku pikirkan. Untung saja
teman-teman yang lain tidak begitu merespon. Kelakuanku menjadi kikuk, hasil
uji cobaku jadi agak kacau dan aku tidak berani lagi untuk menatapnya.
Jam tambahan telah selesai, aku dan
teman –teman yang lain mulai keluar sambil membawa Alat-alat praktek untuk di
kembalikan ke tempatnya. Setelah aku sampai di tangga tiba-tiba Sasa bilang “Ga
jadi sem” mungkin Sasa sudah di jemput. Dalam hati aku merasa agak kecewa, tapi
ternyata Sasa tidak di jadi di jemput, Sambil aku berjalan ke Base camp untuk
mengembalikan peralatan. Setelah aku di keluar ternyata Sasa sudah menunggu di
depan pintu, kami berdua pun berjalan ke parkiran untuk mengambil Si Merah.
Setelah aku sampai di parkiran teman-teman yang lain mengejek aku dan Sasa ada
yang bilang “Cie-cie”, “CLBK cui”,
“Ehem-eehem”. Sasa Hanya Tersenyum kepada mereka. Baru kali ini aku melihat
senyuman yang indah dari Sasa, sebenarnya aku ingin mengajak Sasa Berbicara
Tapi aku agak gugup padanya. Lama sekali Aku Tidak memboncengkan Sasa naik Si
Merah, Sasa pun Sepertinya Santai saja aku boncengkan. Akupun Mulai
mengantarkan Sasa Ke Tempat Futsal. Saat aku melihat ke langit, sepertinya
mendung. Aku mengajak Sasa pulang ke Rumahku untuk mengambil Jas Hujan. Sasa
pun berkata “ga usah aja, nanti aja habis ke
Tempat Futsal” tapi aku tetap membujuk Sasa agar mau. Dan dia akhirnya
mau menemaniku pulang untuk mengambil jas hujan. Saat di tengah perjalanan
Tiba-tiba Hujan Mengguyur kami berdua, aku mencoba untuk melindungi Sasa dari
hujan. Akhirnya pun jaketku basah semua.Ini mengingatkanku akan kejadian 2
tahun lalu, saat aku dan Sasa Pulang Dari Warung Sawah, dan di tengah
perjalanan kami berdua kehujanan.
Baru kali ini aku bisa sedekat ini
dengan Sasa, setelah 2 Tahun menjaga jarak. Sebenarnya aku ingin mengatakan
sesuatu pada Sasa, tapi aku takut Sasa akan menjauhi aku lagi, aku mencoba
untuk bersikap biasa saja agar tidak di jauhi oleh Sasa. 2 Tahun Memendam
Sesuatu di hati itu Suatu Penderitaan Yang amat Sakit. Selama 4 bulan ini aku
mencoba mengunggkapkan yang mengganjal di hatiku Sedalam-dalamnya Kepada Sasa.
No comments:
Post a Comment