Monday, February 18, 2013

Valentine

Valentin sangat di tunggu-tunggu oleh setiap pasangan, begitu juga denganku. Meskipun aku JOMBLO tapi aku ingin sekali berbagi kasih sayang dengan Sasa, karena sudah hampir  2 tahun ini aku dan Sasa saling menjaga jarak. tapi sebelumnya  aku dan Sasa sudah agak dekat, aku memberanikan diriku untuk memberinya coklat, meskipun sederhana tapi sepertinya Sasa senang. Setelah pulang sekolah aku meletakkan Hpku di meja Karena aku ingin mandi dulu. Selang beberapa Menit aku melihat HP, ternyata ada SMS masuk. Setelah aku lihat sepertinya nomer baru, Dan isi SMSnya Seperti ini “Jar,mksh ya buat c0klatnya.” Aku tersenyum-senyum sendiri melihat SMS itu. Hatiku merasa Senang melihat Bahwa dia mau meresponku. Ini mengingatkanku akan 2 tahun yang lalu, saat hari Valentine aku memberikan Sasa sebuah boneka  dan Sasa memberiku sekotak Coklat, saat-saat tu adalah Moment yang sangat berharga bagiku. Aku juga mendengar cerita dari salah satu sahabat Sasa, meskipun Sasa dulu mungkin sangat membenciku tapi Sasa masih menyimpan Boneka yang aku berikan kepadanya, meskipun Mantannya dulu menyuruh untuk membuang Boneka itu.
Meskipun di hari Valentine ini aku tidak mendapatkan coklat dari siapapun tapi aku mendapat hal yang lebih berharga daripada sebuah coklat, Aku tidak menyangka akan semua ini. Di hari setelah Valentine pada jam tambahan untuk latihan ujian praktek Fisika, Riri mendatangiku untuk menanyakan nanti Waktu mau berenang aku boncengin siapa? Riri memintaku untuk memboncengkan Veve, dia adik kelasku yang suka sama aku, tapi aku tidak Begitu suka ama dia. Dan akupun menolak tawaran itu. Karena aku merasa Sendiri Lebih baik. Saat jam Tambahan dimulai aku melihat Sasa sepertinya agak berbeda. Sepertinya hatiku menjadi agak #&^$*^ (Sulit Di ungkapkan Lewat kat-kata) Jantungku pun berdetak agak kencang. Apakah mulai bangkit rasa CINTA padanya lagi....
Sulit sekali bagiku untuk menguasai hati ini, Dalam pikiranku aku sudah ada keinginan untuk melepas dirinya tapi, hatiku memberontak terus dan menerus. Entah apa yang membuatku seperti ini. Kadang aku berfikir apakah aku CINTA mati kepadanya  sehingga alu menjadi seperti ini.
Saat Pelajaran tambahan berlangsung, aku selalu mencuri pandangan padanya. Aku juga sadar kalau dia sudah ada yang punya, aku juga harus bisa menjaga perasaan agar tidak ada salah paham seperti dulu lagi. Setelah jam tambahan hampir selesai, Sasa meminta tolong kepadaku untuk mengambil motornya di Tempat Futsalan. Keringat dingin langsung mengalir dari kepalaku, dan aku menjadi mati gaya. Dengan spontan aku menjawab “ya gampang” tahu-tahu aku langsung mengucapkan tanpa aku pikirkan. Untung saja teman-teman yang lain tidak begitu merespon. Kelakuanku menjadi kikuk, hasil uji cobaku jadi agak kacau dan aku tidak berani lagi untuk menatapnya.
Jam tambahan telah selesai, aku dan teman –teman yang lain mulai keluar sambil membawa Alat-alat praktek untuk di kembalikan ke tempatnya. Setelah aku sampai di tangga tiba-tiba Sasa bilang “Ga jadi sem” mungkin Sasa sudah di jemput. Dalam hati aku merasa agak kecewa, tapi ternyata Sasa tidak di jadi di jemput, Sambil aku berjalan ke Base camp untuk mengembalikan peralatan. Setelah aku di keluar ternyata Sasa sudah menunggu di depan pintu, kami berdua pun berjalan ke parkiran untuk mengambil Si Merah. Setelah aku sampai di parkiran teman-teman yang lain mengejek aku dan Sasa ada yang bilang “Cie-cie”, “CLBK cui”, “Ehem-eehem”. Sasa Hanya Tersenyum kepada mereka. Baru kali ini aku melihat senyuman yang indah dari Sasa, sebenarnya aku ingin mengajak Sasa Berbicara Tapi aku agak gugup padanya. Lama sekali Aku Tidak memboncengkan Sasa naik Si Merah, Sasa pun Sepertinya Santai saja aku boncengkan. Akupun Mulai mengantarkan Sasa Ke Tempat Futsal. Saat aku melihat ke langit, sepertinya mendung. Aku mengajak Sasa pulang ke Rumahku untuk mengambil Jas Hujan. Sasa pun berkata “ga usah aja, nanti aja habis ke  Tempat Futsal” tapi aku tetap membujuk Sasa agar mau. Dan dia akhirnya mau menemaniku pulang untuk mengambil jas hujan. Saat di tengah perjalanan Tiba-tiba Hujan Mengguyur kami berdua, aku mencoba untuk melindungi Sasa dari hujan. Akhirnya pun jaketku basah semua.Ini mengingatkanku akan kejadian 2 tahun lalu, saat aku dan Sasa Pulang Dari Warung Sawah, dan di tengah perjalanan kami berdua kehujanan.
Baru kali ini aku bisa sedekat ini dengan Sasa, setelah 2 Tahun menjaga jarak. Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu pada Sasa, tapi aku takut Sasa akan menjauhi aku lagi, aku mencoba untuk bersikap biasa saja agar tidak di jauhi oleh Sasa. 2 Tahun Memendam Sesuatu di hati itu Suatu Penderitaan Yang amat Sakit. Selama 4 bulan ini aku mencoba mengunggkapkan yang mengganjal di hatiku Sedalam-dalamnya Kepada Sasa.

No comments:

Post a Comment